Selamat Datang.............

Selasa, Agustus 25, 2009

Ibadah Shaum Dan Keimanan Yang Unik

Oleh : Hamzah (Karyawan Badilag)

Bismillaahirrahmaanirraahiim

Dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir Jilid I dikisahkan bahwa : Suatu saat Rasulullah SAW berkumpul dengan para sahabatnya dalam satu Majlis. Biasanya para Sahabat yang bertanya kepada Rasulullah SAW, tetapi kali ini justru Rasulullah yang bertanya kepada para Sahabat.

Rasulullah bertanya : “ Ayyul Khalqa A’jaba Ilaikum Iimaana “ ? Makhluk manakah yang memiliki keimanan yang unik wahai para sahabatku ?

Para sahabat menjawab : Menurut kami makhluk yang memiliki keimanan yang unik adalah para malaikat Ya Rasulullah !

Rasulullah menjawab : Bukan! Bukan para malaikat yang memiliki keimanan yang unik, karena para malaikat adalah makhluk yang setiap saat senantiasa bisa berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Jadi alangkah naifnya para malaikat yang senantiasa diberi kebebasan berkomunikasi langsung dengan Allah SWT tetapi mereka tidak beriman kepada-Nya. Jadi keimanan yang demikian tidak temasuk keimanan yang unik dari seorang makhluk.

Rasulullah bertanya lagi : Jadi kalau begitu makhluk manakah yang memiliki keimanan yang unik selain para malaikat ?

Para sahabat menjawab lagi : kalau bukan para malaikat berarti para Nabi dan Rasul Allah Ya Rasulullah !

Rasulullah menjawab lagi : Para Nabi dan Rasul Allah juga bukan termasuk makhluk yang memiliki keimanan yang unik, karena para Nabi dan Rasul adalah manusia pilihan Allah yang dipercaya menerima wahyu-Nya secara langsung atau melalui malaikat Jibril. Alangkah naifnya para Nabi dan Rasul yang langsung menerima wahyu dari Allah jika mereka tidak beriman kepada-Nya. Jadi keimanan para Nabi dan Rasul Allah bukan termasuk makhluk yang memiliki keimanan yang unik sebab mereka adalah manusia- manusia pilihan Allah yang pernah bertemu langsung dengan Allah dalam menerima wahyu- Nya atau melalui malaikat Jibril yang senantiasa berkomunikasi langsung dengan Allah.

Rasulullah bertanya lagi : Jadi kalau begitu makhluk manakah lagi yang memiliki keimanan yang unik selain Nabi dan Rasul Allah ?

Para sahabat menjawab lagi : kalau bukan para Nabi dan Rasul Allah berarti kami para sahabat Ya Rasulullah !

Rasulullah menjawab lagi : Para sahabat Nabi juga bukan termasuk makhluk yang memiliki keimanan yang unik, karena para sahabat Nabi adalah orang yang hidup semasa dengan para Nabi dalam keadaan beriman dan taat kepada Nabi (yang dipercaya menerima wahyu Allah secara langsung atau melalui malaikat Jibril). Alangkah naifnya para sahabat Nabi yang langsung bertemu dengan Nabi dan Rasul tetapi mereka tidak beriman kepada-Nya. Jadi keimanan para sahabat Nabi dan Rasul bukan termasuk makhluk yang memiliki keimanan yang unik sebab mereka adalah manusia- manusia yang hidup bersama dengan Nabi dan Rasul (yang langsung menerima wahyu- Nya atau melalui malaikat Jibril). 

Rasulullah bertanya lagi : Jadi kalau begitu makhluk manakah yang memiliki keimanan yang unik selain sahabat Nabi dan Rasul ?

Para sahabat menjawab lagi : kalau bukan sahabat Nabi dan Rasul berarti para tabi’in Ya Rasulullah !

Rasulullah menjawab lagi : Para tabi’in juga bukan termasuk makhluk yang memiliki keimanan yang unik, karena mereka pernah bertemu langsung dengan para sahabat Nabi. Sementara sahabat Nabi adalah orang yang hidup semasa dengan para Nabi dan para Nabi adalah manusia yang dipilih dan dipercaya menerima wahyu-Nya secara langsung atau melalui malaikat Jibril. Alangkah naifnya para tabi’in yang langsung bertemu dengan sahabat Nabi jika mereka tidak beriman kepada Allah. Jadi keimanan para tabi’in bukan termasuk makhluk yang memiliki keimanan yang unik.

Para sahabat berkata dengan penuh penasaran : Kami tidak sanggup ya Rasulullah menjawab pertanyaan- pertanyaan tadi, jadi kalau begitu siapakah gerangan Ya Rasulullah makhluk yang tergolong memiliki keimanan yang unik tersebut ?.

Rasulullah menjawab : Makhluk yang termasuk memiliki keimanan yang unik adalah manusia yang hidup jauh setelah aku (kata Rasulullah), setelah sahabatku dan setelah tabi’in, tetapi mereka memiliki keimanan kepada sesuatu yang ghaib bagi mereka. Itulah orang yang bertaqwa yang senantiasa berpegang teguh terhadap al-Qur’an dan memperoleh petunjuk dari al-Qur’an.

Dari peristiwa tadi maka turunlah ayat al-Qur’an surat al- Baqarah ayat 3 s/d 5 :

“Yaitu orang- orang yang beriman kepada sesuatu yang ghaib, senantiasa mendirikan sholat, menafkahkan hartanya. Dan orang- orang yang beriman kepada kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ( al-Qur’an ) dan kitab sebelumnya serta beriman kepada hari akhir. Mereka adalah orang yang memperoleh petunjuk-Nya dan mereka termasuk orang- orang yang beruntung”.  

Jadi kalau begitu makhluk yang memiliki keimanan yang unik adalah manusia yang hidup jauh setelah Rasulullah, jauh setelah sahabat Rasulullah dan jauh setelah para Tabi’in tetapi mereka benar- benar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dengan cara bertaqwa kepada-Nya. 

Apakah termasuk kita ?

Bukankah kita tidak pernah bertemu langsung dengan Allah ? tetapi kita beriman dan bertaqwa kepada- Nya.

Bukankah kita tidak pernah bertemu langsung dengan para Malaikat Allah ? tetapi kita beriman kepada para Malaikat Allah.

Bukankah kita tidak pernah bertemu langsung dengan Nabi dan Rasul Allah ? tetapi kita beriman kepada Nabi dan Rasul.

Bukankah kita tidak pernah bertemu langsung dengan Sahabat Rasulullah dan Tabi’in ? tetapi kita percaya bahwa mereka adalah orang-orang yang sholeh dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Alhasil semoga kita termasuk golongan makhluk yang memiliki keimanan yang unik dengan modal ketaqwaan kepada-Nya. Akan tetapi muncul pertanyaan besar bagi kita semua, “ Bagaimana cara memelihara keimanan yang unik tadi jika memang kita termasuk di dalamnya, sehingga kita masih tergolong orang yang bertaqwa kepada- Nya ?

Salah satu caranya adalah dengan memelihara ibadah shaum Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan. Karena tujuan ibadah shaum adalah mencetak manusia- manusia yang bertaqwa (Tattaquun) (QS. 2 : 183), manusia yang pandai bersyukur (Tasykurun) (QS. 2: 185) dan manusia yang mendapat petunjuk- Nya(Yarsyuduun)( QS. 2 : 186).

Landasan keimanan kita dalam melaksanakan ibadah shaum adalah termasuk keimanan yang unik sebagaimana yang dimaksud oleh Rasulullah SAW, sebab Setting Social nya sangat berbeda secara dhohiri dengan keimanan para Malaikat, para Nabi dan Rasul, para Sahabat Nabi, bahkan dengan Tabi’in sekalipun. Akan tetapi secara hakiki keimanan kita sama dengan keimanan para Malaikat, para Nabi dan Rasul, para Sahabat dan para Tabi’in (QS. 2 : 287). Semoga ibadah shaum kita diterima Allah SWT. Amin. Aquulu Qauli Hadza Wastaghfirullaaha Lii Walakum Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Komentar Anda Dengan Tulisan Ini